Selasa, 25 Juli 2023

Kungkong Si Pengeluh



Kungkong Si Pengeluh

Oleh: Sukma Ramadhan 


Halaman 1:

Di sebuah hutan, hiduplah seekor katak bernama Kungkong. Kungkong memiliki kebiasaan yang selalu mengeluh tentang segala hal. Entah itu tentang kekurangan dirinya, tentang cuaca, makanannya, atau bahkan tentang teman-teman hewan lainnya. Teman-teman hewan di hutan menjadi jengkel mendengar keluhan tak henti dari Kungkong.


Halaman 2:

Suatu hari, ketika Kungkong sedang duduk di atas daun, teman-teman hewan datang bersama-sama. Mereka ingin mengajak Kungkong bermain dan menikmati hari yang cerah bersama-sama, namun Kungkong malah mulai mengeluh tentang udara yang terlalu panas.

"Kungkong, kamu selalu saja mengeluh tentang cuaca. Mengapa kamu tidak mencoba menikmati hari yang indah ini?" ujar Mimi, si tupai.


Halaman 3:

Namun, Kungkong tetap mengeluh. "Aku merasa sangat gerah, dan ini tidak nyaman bagiku!" ucapnya sambil melompat ke bawah.

Teman-teman hewan lainnya merasa kecewa dengan sikap Kungkong yang selalu negatif. 

 "Sudah lah Mimi kita biarkan saja" ujar Bony si Babon.

"Kalau kita ajak main bola pun dia pasti mengeluh kenapa bolanya bulat, hehehe" ledek Merry si Bebek.

Akhirnya mereka pun pergi meninggalkan Kungkong seorang diri dengan keluhan yang seperti tak pernah habis keluar dari mulutnya.


Halaman 4:

Setelah itu ia melanjutkan sikap bermalas-malasannya di atas sebuah pohon yang tumbang, sambil memandang langit dan mengeluhkan suasana yang panas. Dia mulai mengerutu karena di langit tidak ada segumpal awanpun yang terlihat disana. 


Halaman 5:

Sesaat dia melihat burung-burung yang terbang bebas melintas di langit, diapun  mulai iri dan mengeluh lagi, kali ini tentang bagaimana dia tidak bisa terbang seperti burung-burung itu.

"Kenapa aku tidak bisa terbang? Hidupku begitu membosankan!" 

Keluhnya dengan sedih.


Halaman 6:

Tiba-tiba, dari balik semak-semak muncul Pak Tua Burung Hantu, yang sejak tadi memperhatikan dan mendengarkan keluhan-keluhan Kungkong. Burung Hantu itu sangat bijaksana dan sering memberikan nasihat kepada hewan-hewan di hutan.

"Kungkong, kenapa kamu selalu mengeluh? Mengapa kamu tidak menghargai apa yang kamu miliki? Setiap hewan memiliki keistimewaan sendiri, dan kamu juga begitu," kata Pak Tua Burung Hantu dengan lembut.


Halaman 7:

Kungkong merenungkan kata-kata Pak Tua Burung Hantu. Dia memang tidak bisa terbang, tapi dia memiliki kemampuan melompat tinggi dan berenang dengan cepat. Mungkin dia harus menghargai kemampuan itu daripada selalu mengeluh tentang apa yang tidak dimilikinya.


Halaman 8:

Malam itu, Kungkong duduk sendirian di batu besar di tepi kolam. Dia memandang permukaan air yang tenang dan mulai merenung. Dia menyadari bahwa selama ini dia hanya fokus pada kekurangan dirinya dan mengabaikan hal-hal baik yang dimilikinya.


Halaman 9:

"Memang benar bahwa aku tidak bisa terbang, tetapi aku hebat dalam melompat dan berenang! Aku harus lebih menghargai kemampuan yang aku punya," pikir Kungkong dalam hati.


Halaman 10:

Keesokan harinya, Kungkong bangun dengan semangat baru. Dia mengikuti teman-teman hewan lainnya yang sedang bermain sepak bola di padang rumput. Kungkong merasa senang karena dia bisa melompat dengan lincah dan berlari cepat.


Halaman 11:

Teman-teman hewan lainnya kaget melihat perubahan sikap Kungkong. Mereka senang melihatnya lebih bahagia dan bersemangat.

"Bony terima umpan ku ini, tendang yang kuat jangan sampai di rebut lawan!" Ujar Kungkong sambil menendang bola ke Bony si Babon.


Halaman 12:

Mereka semua bergembira bermain sepak bola. Kungkong melompat dengan lincah dan berusaha yang terbaik dalam permainan. Meskipun tidak berhasil mencetak gol terlihat Kungkong sangat menikmati permainan itu.


Halaman 13:

Setelah puas bermain bola, Kungkong dan teman-temannya duduk beristirahat bersama di bawah pohon rindang.

"Kungkong, kamu berubah menjadi lebih positif dan ceria. Itu sungguh hal yang baik loh!" ujar Mimi dengan senyum.


Halaman 14:

Kungkong tersenyum dan berkata, "Terima kasih, Mimi. Aku belajar bahwa mengeluh tidak akan mengubah apa pun. Aku harus lebih menghargai diri sendiri dan hidupku."


Halaman 15:

Sejak saat itu, Kungkong menjadi lebih bahagia dan lebih menyenangkan untuk ditemani. Dia berhenti mengeluh tentang segala hal dan mulai menghargai kemampuan yang dimilikinya. Teman-teman hewan lainnya juga semakin menyukai Kungkong karena sikapnya yang positif dan sangat perhatian kepada mereka.


Selesai.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar