Rabu, 07 Februari 2024

Komik Jaka Tarub





 







Komik yang dibuat semasa jadi pelajar SMP.
 Ini adalah komik cerita legenda pertama buatan saya yang dicetak oleh penerbit dan dijual dipasaran pada waktu itu, sekitar tahun 1989.





 













Minggu, 04 Februari 2024

Pantat Cebanan

 


Komik dagelan Petruk-Gareng ini dibuat sekitar tahun 1989
Pantat C
ebanan adalah komik yang sepenuhnya di buat oleh saya sendiri baik dari cover komik, gambar isi maupun cerita nya, mungkin untuk alasan peningkatan penjualan oleh penerbit pada waktu itu, nama pembuat cover dan penulis ceritanya di ganti menjadi nama orang lain.


Jumat, 02 Februari 2024

Jaka Tarub





Komik cerita legenda Jaka Tarub ini dibuat sekitar tahun 1989


Foto koleksi Albert _surabaya

https://www.instagram.com/p/ClM1z1ChyDk/?igsh=MTV4YzE3ZXp1cjJr

Selasa, 23 Januari 2024

Explore AI + Capcut


 Ayo tidur siang.

Ilustrasi dibuat dengan menggunakan Bing, untuk beberapa bagian animasi karakternya dibuat dengan Pika, Runway apk "free" dan diedit mengunakan aplikasi Capcut.

Menceritakan tentang keingintahuan seorang anak saat diperintahkan sang ibu untuk tidur siang, saat sedang asik dengan ikan peliharaannya.

Mendengar itu si anak menjadi penasaran akan bagai mana cara ikan tidur.

Dengan kebijaksanaan dan pengetahuannya, sang ibu menjelaskan kepada anaknya, bahwa setiap mahluk hidup butuh tidur.

Begitu juga dengan ikan.


Selasa, 25 Juli 2023

Kungkong Si Pengeluh



Kungkong Si Pengeluh

Oleh: Sukma Ramadhan 


Halaman 1:

Di sebuah hutan, hiduplah seekor katak bernama Kungkong. Kungkong memiliki kebiasaan yang selalu mengeluh tentang segala hal. Entah itu tentang kekurangan dirinya, tentang cuaca, makanannya, atau bahkan tentang teman-teman hewan lainnya. Teman-teman hewan di hutan menjadi jengkel mendengar keluhan tak henti dari Kungkong.


Halaman 2:

Suatu hari, ketika Kungkong sedang duduk di atas daun, teman-teman hewan datang bersama-sama. Mereka ingin mengajak Kungkong bermain dan menikmati hari yang cerah bersama-sama, namun Kungkong malah mulai mengeluh tentang udara yang terlalu panas.

"Kungkong, kamu selalu saja mengeluh tentang cuaca. Mengapa kamu tidak mencoba menikmati hari yang indah ini?" ujar Mimi, si tupai.


Halaman 3:

Namun, Kungkong tetap mengeluh. "Aku merasa sangat gerah, dan ini tidak nyaman bagiku!" ucapnya sambil melompat ke bawah.

Teman-teman hewan lainnya merasa kecewa dengan sikap Kungkong yang selalu negatif. 

 "Sudah lah Mimi kita biarkan saja" ujar Bony si Babon.

"Kalau kita ajak main bola pun dia pasti mengeluh kenapa bolanya bulat, hehehe" ledek Merry si Bebek.

Akhirnya mereka pun pergi meninggalkan Kungkong seorang diri dengan keluhan yang seperti tak pernah habis keluar dari mulutnya.


Halaman 4:

Setelah itu ia melanjutkan sikap bermalas-malasannya di atas sebuah pohon yang tumbang, sambil memandang langit dan mengeluhkan suasana yang panas. Dia mulai mengerutu karena di langit tidak ada segumpal awanpun yang terlihat disana. 


Halaman 5:

Sesaat dia melihat burung-burung yang terbang bebas melintas di langit, diapun  mulai iri dan mengeluh lagi, kali ini tentang bagaimana dia tidak bisa terbang seperti burung-burung itu.

"Kenapa aku tidak bisa terbang? Hidupku begitu membosankan!" 

Keluhnya dengan sedih.


Halaman 6:

Tiba-tiba, dari balik semak-semak muncul Pak Tua Burung Hantu, yang sejak tadi memperhatikan dan mendengarkan keluhan-keluhan Kungkong. Burung Hantu itu sangat bijaksana dan sering memberikan nasihat kepada hewan-hewan di hutan.

"Kungkong, kenapa kamu selalu mengeluh? Mengapa kamu tidak menghargai apa yang kamu miliki? Setiap hewan memiliki keistimewaan sendiri, dan kamu juga begitu," kata Pak Tua Burung Hantu dengan lembut.


Halaman 7:

Kungkong merenungkan kata-kata Pak Tua Burung Hantu. Dia memang tidak bisa terbang, tapi dia memiliki kemampuan melompat tinggi dan berenang dengan cepat. Mungkin dia harus menghargai kemampuan itu daripada selalu mengeluh tentang apa yang tidak dimilikinya.


Halaman 8:

Malam itu, Kungkong duduk sendirian di batu besar di tepi kolam. Dia memandang permukaan air yang tenang dan mulai merenung. Dia menyadari bahwa selama ini dia hanya fokus pada kekurangan dirinya dan mengabaikan hal-hal baik yang dimilikinya.


Halaman 9:

"Memang benar bahwa aku tidak bisa terbang, tetapi aku hebat dalam melompat dan berenang! Aku harus lebih menghargai kemampuan yang aku punya," pikir Kungkong dalam hati.


Halaman 10:

Keesokan harinya, Kungkong bangun dengan semangat baru. Dia mengikuti teman-teman hewan lainnya yang sedang bermain sepak bola di padang rumput. Kungkong merasa senang karena dia bisa melompat dengan lincah dan berlari cepat.


Halaman 11:

Teman-teman hewan lainnya kaget melihat perubahan sikap Kungkong. Mereka senang melihatnya lebih bahagia dan bersemangat.

"Bony terima umpan ku ini, tendang yang kuat jangan sampai di rebut lawan!" Ujar Kungkong sambil menendang bola ke Bony si Babon.


Halaman 12:

Mereka semua bergembira bermain sepak bola. Kungkong melompat dengan lincah dan berusaha yang terbaik dalam permainan. Meskipun tidak berhasil mencetak gol terlihat Kungkong sangat menikmati permainan itu.


Halaman 13:

Setelah puas bermain bola, Kungkong dan teman-temannya duduk beristirahat bersama di bawah pohon rindang.

"Kungkong, kamu berubah menjadi lebih positif dan ceria. Itu sungguh hal yang baik loh!" ujar Mimi dengan senyum.


Halaman 14:

Kungkong tersenyum dan berkata, "Terima kasih, Mimi. Aku belajar bahwa mengeluh tidak akan mengubah apa pun. Aku harus lebih menghargai diri sendiri dan hidupku."


Halaman 15:

Sejak saat itu, Kungkong menjadi lebih bahagia dan lebih menyenangkan untuk ditemani. Dia berhenti mengeluh tentang segala hal dan mulai menghargai kemampuan yang dimilikinya. Teman-teman hewan lainnya juga semakin menyukai Kungkong karena sikapnya yang positif dan sangat perhatian kepada mereka.


Selesai.





Minggu, 23 Juli 2023

Tiko Teman Setia Ku

 


Tiko Teman Setia Ku 

Karya: Sukma Ramadhan 


Halaman 1:

Beru adalah beruang kecil yang tinggal di hutan yang indah. Dia memiliki sahabat akrab bernama Tiko, si tikus tanah. Mereka selalu bermain dan berpetualang bersama-sama. Namun, suatu hari, segalanya berubah.



Halaman 2:

Hari itu Beru sangat bersemangat karena dia menemukan tempat bermain yang baru dan menarik di hutan. Dia dengan cepat berlari menuju rumah Tiko untuk mengajaknya bermain. Namun, Tiko dengan sedih mengatakan bahwa dia harus menjaga rumah karena perintah dari orang tuanya yang tengah pergi. Beru merasa kecewa dan marah. Dia merasa bahwa Tiko tidak mau lagi bermain bersamanya.



Halaman 3:

Akhirnya sejak peristiwa itu, mereka berdua saling melewatkan hari-hari bermain dengan  berpetualang seorang diri. Beru menjadi merasa kesepian dan sedih. Dia merindukan Tiko dan petualangan mereka. Tiko juga merasa sedih karena merindukan sahabatnya. 


Halaman 4:

Beberapa kali Tiko mencoba menemui Beru, tetapi  selalu tidak ada di rumah. Sementara Beru masih menganggap Tiko tidak mau lagi bermain dengan nya hingga ia tidak berani datang ke rumah Tiko untuk mengajak bermain bersama. 



Halaman 5:

Suatu hari, Beru memutuskan untuk pergi bermain sendiri di hutan. Tampa sengaja Dia terperosok ke dalam lubang jebakan yang dibuat oleh pemburu. Hampir setengah harian Beru terjebak dilubang jebakan itu.



Halaman 6:

Beru berteriak minta tolong dengan putus asa, tetapi tak ada siapapun yang mendengar jeritannya. Dia merasa takut kalau nanti tidak ada yang bisa menemukan dan mulai membayangkan hal-hal buruk yang akan menimpanya. Tiba-tiba, dia mendengar suara kaki kaki yang tengah melintas tak jauh dari tempatnya terjebak. Dengan sekuat tenaga Beru pun  berteriak sekencang-kencangnya dan berharap orang yang tengah melintas dapat mendengar suaranya.  



Halaman 7:

Beruntung orang yang melintas itu ternyata adalah Tiko yang kebetulan juga tengah bermain sendiri. Tiko Terkejut mendengar suara teriakan seperti suara Beru, yang sangat ia kenali.



Halaman 8:

Dia segera mencari sumber suara itu dan akhirnya Tiko pun menemukan Beru yang terperosok dalam lubang yang dalam. Tiko segera berusaha memberikan pertolongan dengan menggapai Beru menggunakan tangannya tetapi tidak bisa mencapainya.



Halaman 9:

Tiko tidak tahu harus berbuat apa. Dia merasa putus asa. Tapi kemudian, dia memiliki ide. Dia ingat ada sebuah cerita tentang seekor serigala yang berhasil melarikan diri dari perangkap dengan membuat lubang baru yang menyamping dan tidak terlalu curam.



Halaman 10:

Tiko memutuskan untuk membuat lubang baru itu, dia sangat yakin sebagai seekor tikus tanah yang dengan dengan kemampuan alaminya bisa membuat lubang dengan cepat.


Halaman 11:

Tiko bekerja keras dan berhati-hati. Dia membuat lubang baru yang melintasi lubang di mana Beru terperosok. Dia berusaha membuatnya aman dan tidak terlalu curam agar Beru bisa meloloskan diri.



Halaman 12:

Beru merasa harapannya datang ketika dia melihat lubang penyelamatan yang dibuat Tiko. Dia merasa begitu bersyukur memiliki sahabat yang setia seperti Tiko. Akhirnya Beru bisa merayap keluar melalui lubang penyelamatan yang dibuat Tiko.



Halaman 13:

Beru dan Tiko saling berpelukan. Mereka merasa begitu bahagia bisa bersama lagi. Beru menyadari betapa pentingnya persahabatan dan bahwa Tiko masih sahabat setianya.



Halaman 14:

Ketika mereka berjalan pulang, Beru dan Tiko berbicara dan berbagi cerita-cerita yang telah mereka alami selama mereka terpisah. 



Halaman 15:

Mereka berjanji untuk tidak pernah lagi mengabaikan atau meremehkan satu sama lain.

Dari hari itu, mereka menyadari dengan tidak selalu bermain bersama bukan berarti mereka tidak mau berteman lagi. 


Selesai.



Minggu, 16 Juli 2023

Kisah Dua Petani




Kisah Dua Petani

Karya: Sukma Ramadhan.

Halaman 1:

Di sebuah desa kecil yang damai, hiduplah dua petani yang rajin, Pak Musang dan Pak Kelinci. Mereka hidup bertetangga dan setiap pagi, mereka berangkat ke ladang bersama-sama.


Halaman 2:

Suatu pagi yang cerah, saat mereka berdua berangkat menuju  ladangnya. Di tengah perjalanan, Pak Musang menemukan sekeping uang  di pinggir jalan. Wajahnya berseri-seri, terlihat sangat gembira dengan temuan tak terduga tersebut. Pak Kelinci, yang juga melihat kejadian ini, memperhatikan dengan rasa ingin tahu.


Halaman 3:

Dalam kegembiraannya, Pak Musang berpikir bahwa menemukan uang di jalan adalah tanda keberuntungan besar. "Ayo lekas kita jalan lagi nanti terburu terik sampai di ladang kita," ajak Pak Kelinci, berharap agar mereka tidak terlambat dalam pekerjaan mereka.


Halaman 4:

Namun, kejadian itu memberikan pemikiran yang berbeda kepada Pak Musang. "Kamu berangkat saja duluan...aku pikir selama ini aku mengerjakan hal yang sia-sia," ujar Pak Musang dengan keraguan dalam hatinya. Selama bertahun-tahun, ia telah bertani dengan tekun, tetapi hidupnya tetap terasa kekurangan.


Halaman 5:

Pak Musang melanjutkan, "Aku tidak mau bertani lagi. Mulai sekarang, aku akan berkeliling kampung saja menyusuri jalan-jalan. Dengan begitu, pasti aku akan menemukan lebih banyak lagi kepingan uang. Aku yakin, aku tidak akan kekurangan uang lagi nantinya." Pak Kelinci terdiam, tak menyangka bahwa tetangganya yang rajin berubah pikiran secepat itu.


Halaman 6:

Maka sejak peristiwa itu, Pak Musang tidak pernah lagi mengurus ladangnya. Ia terlena dengan harapan menemukan keberuntungan lainnya di jalanan. Sementara itu, Pak Kelinci tetap bekerja dengan rajin, merawat tanaman di ladangnya seperti biasa.


Halaman 7:

Sesekali, Pak Musang masih bisa menemukan beberapa kepingan uang di jalanan. Namun, lama kelamaan, keberuntungan itu menjauhinya. Uang yang ditemukannya semakin jarang, dan kesulitan hidup mulai menimpanya.


Halaman 8:

Hingga waktu panen tiba, Pak Kelinci mendapatkan hasil yang sangat melimpah dari ladangnya yang dikelola dengan baik. Tanaman yang ia rawat dengan teliti menghasilkan buah yang besar dan berlimpah. Ia bahagia melihat jerih payahnya membuahkan hasil.


Halaman 9:

Sementara itu, Pak Musang, meskipun terlambat menyadari kekeliruannya, mulai mengurus lagi ladang yang ditinggalkannya. Namun, karena ia tidak memberikan perhatian yang cukup selama ini, ladangnya tidak dalam kondisi yang baik. Hasil yang ia dapatkan tidak sesuai dengan harapannya.


Halaman 10:

Pak Musang menyesali keputusannya Ia merasa bersalah telah menelantarkan ladangnya yang seharusnya ia rawat dengan baik. Ia menyadari bahwa menemukan uang di jalan hanyalah keberuntungan sementara, sedangkan bertani adalah pekerjaan yang memberikan hasil jangka panjang.


Halaman 11:

Pak Musang mulai menyadari  keputusannya yang gegabah. Ia meminta nasihat dan bantuan untuk memperbaiki ladangnya. Pak Kelinci, yang selalu bijaksana, memberikan dukungan dan memberitahu Pak Musang bahwa terkadang keberuntungan semu hanya mengaburkan pandangan kita terhadap pekerjaan yang sebenarnya.


Halaman 12:

Dengan semangat baru, Pak Musang dan Pak Kelinci bekerja dengan lebih giat lagi. Mereka tak kenal lelah merawat tanaman-tanaman di ladangnya . Keduanya belajar dari kesalahan dan kekurangan masing-masing dengan menunjukkan kegigihan dan kesungguhan dalam bertani yang sangat luar biasa.


Halaman 13:

Waktu berlalu, dan dengan perawatan yang baik, ladang Pak Musang kembali berbuah dengan baik. Hasil panen mereka kini cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan bahkan memiliki kelebihan untuk dijual. Kehidupan Pak Musang kembali sejahtera berkat tekad dan kerja kerasnya.


Halaman 14:

Akhirnya, mereka semua mengerti bahwa kehidupan yang sukses tidak hanya didasarkan pada keberuntungan semata, tetapi pada usaha dan kerja keras yang terus-menerus di upayakan dengan sungguh-sungguh.


Selesai.